Masih melanjutkan serial tulisan mengenai Ramadhan di Kampung. Kali ini kaitan antara keberadaan bulan Ramadhan dan keamanan kampung. Ramadhan sebagai bulan pelaksanaan puasa justru terkadang tidak dimaknai dengan pola makan yang lebih sederhana. Dikarenakan seharian penuh tidak makan dan minum, sebagaian besar ummat justru ingin menuntaskan segala hasrat soal makan begitu tanda berbuka puasa tiba. Kolak, es teh, es buah, es kelapa muda, sirup merupakan beberapa contoh minuman yang ingin segera disambar tatkala Maghrib tiba. Demikian halnya dengan menu makan besar, seperti opor, sate, gulai, ayam bakar, nasi rendang, dll, seolah ingin segera dipindahkan dari wadahnya langsung ke perut. Pelajaran puasa yang memiliki inti terhadap penahanan hawa nafsu, seketika jebol begitu adzan Magrib berkumandang.
Ramadhan yang segera akan diikuti
Bersamaan bulan Ramadhan, perondaan di kampung-kampung justru diaktifkan.