Ibu adalah perempuan,
Dialah pengemban rahim alam raya kehidupan,
Dengan belai cinta,
Dengan segenap doa,
Dengan setulus harapan,
Dia senantiasa menghadirkan kebaikan yang terbaik bagi putra-putrinya,
Dari buaian tangan lembutnyalah masa depan seorang anak manusia mulai diukirkan.
Ibu adalah perempuan,
Dialah pewaris empu-empu di masa silam,
Dia bakar semangat juang di medan perang,
Dia tempa tekad dunia akhirat,
Dia tiup nafas hidup,
Dia sepuh ruh penuh tetes peluh.
Ibu adalah perempuan,
Sembilan bulan sepuluh hari ia kandung benih kehidupan,
Dua tahun penuh ia susukan kesuburan buah kerinduan,
Sepanjang hayat ia limpahkan curahan kasih sayang,
Ibu, oh wahai ibu,
Ibu, Engkaulah lahan semaian nilai kehidupan,
Ibu, Engkaulah pedoman ketrentraman abadi sepanjang jaman,
Ibu, Engkau adalah perempuan.
Ngisor Blimbing, 21 Desember 2013
Selama hari Ibu…
SukaSuka
Sama-sama….Hari Ibu untuk kita semua
SukaSuka
Ketika Sang Nanang berpuisi, sajak dan maknanya tak kalah berisi dengan para punggawa negeri ini yang sering mendendangkan puisi-puisinya di Senayan sana.
Beda lakon, beda isi, beda lagi dengan tujuannya. Sang Nanang Merangkai kata untuk mengungkap Tresno lan kangene kepada sang Ibu, sedangkan mereka yang berada di Senayan sana merangkai kata menjadi sajak-sajak indah untuk perut-perut gendut yang semakin membuncit lantaran menahan dosa. #Ning yo tidak semua…
SukaSuka
ah….masak sih?
SukaSuka